Hakikat doa

Ketika bersanding dengan musibah, doa dapat menjadi tiga keadaan :

  1. Doa lebih kuat daripada musibah. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang berdoa dengan tulus dan ikhlas, maka dari itu, doanya mampu mencegah terjadinya musibah.
  2. Doa lebih lemah daripada musibah. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang berdoa dengan tidak ikhlas dan memohon terburu-buru serta didalam tubuhnya terdapat sesuatu yang haram, akibatnya, doanya terkalahkan sehingga musibahpun menimpa orang yang bersangkutan. Akan tetapi, doa bisa meringankan musibah tersebut meski hanya sedikit.
  3. Satu sama lain saling menyerang dan saling menghilangkan.

Dalam keadaan apapun doa seorang muslim, maka hendaknya ia terus-menerus berdoa. Meskipun demikian niscaya doa akan tetap memberikan manfaat baginya. Mu’adz bin Jabbalradhiyallahu anhu meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam :

“Sikap waspada tidak mampu menolak takdir. Doa memberikan manfaat kepada hal-hal yang telah terjadi dan yang belum terjadi. Pada saat musibah itu turun, doa segera menghadapinya.” (HR. Imam Ahmad V/234, Ath-Thabrani XX/86)

Maka yang perlu dipahami oleh setiap muslim bahwa tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa. Doa akan senantiasa memberikan manfaat terhadap apa yang telah terjadi maupun yang belum terjadi atas seorang muslim. Hendaknya setiap muslim berdoa, memohon kepada Allah untuk segala urusannya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *