Cara Menghitung Jumlah Air Limbah Industri / Pabrik Secara Akurat
Cara Menghitung Jumlah Air Limbah Industri / Pabrik Secara Akurat
Selamat datang di Proses-Air.Net, website kedua terbaik dalam membahas tentang pengolahan air bersih dan air limbah di Indonesia (Nomor satu olah-air.com punya saya juga hehehe). Sesuai dengan judul diatas, kita akan menjabarkan secara cukup panjang tentang bagaimana menghitung total air limbah untuk industri atau pabrik Anda.
File PDF Artikel Artikel Cara Menghitung Debit Air Limbah
Kenapa Total Debit Air Limbah Harus dihitung dan Kapan Harus Mulai Dihitung?
Kenapa harus dihitung? Sebab sangat penting untuk kelangsungan bisnis sobat!
Dengan menghitung berapa air limbah yang dibuang oleh industri sobat maka sobat akan mendapatkan beberapa poin berikut (Poin ini nanti dijabarkan di postingan lainnya) :
- Desain IPAL / WWTP yang tepat, efektif, efisien
- Perancangan Lahan seoptimal mungkin
- Proses Pembuatan IPLC yang lebih mudah
- Dasar Perancangan Proses Recycle dan efisiensi air
- Turut Serta dalam Menjaga kesehatan lingkungan
- Lebih aman dari LSM, Ormas, Ancaman Penutupan dari Pemerintah/kawasan dan warga
- Dasar untuk dapat status ISO dan kemudahaan Audit
Persiapkan Diri dan Vitamin Yang Cukup Untuk Memahami Perhitungan Air Limbah
Sehubungan dengan dibutuhkannya nalar yang cukup dalam memahami bahasan ini, Saya mohon sobat pembaca menyediakan teh kopi atau cemilan sehingga tulisan ini dapat dicerna dengan lebih mudah. Karena tulisan ini akan melibatkan perhitungan (yang cukup simpel sih sebenarnya) dan juga pemahaman atas aspek lingkungan dan pekerjaan Anda juga. Sebab urusan IPAL sangat berhubungan dengan urusan produksi juga.
Perhatikan Perbandingan Kapasitas Produksi dengan Buangan Air Limbah Anda!
Aspek pertama yang perlu Anda ketahui sebelum masuk ke cara perhitungan desain Tangki IPAL WWTP adalah memperhatikan kapasitas produksi sobat. Buatlah rasio antara produksi dengan air limbah yang dihasilkan.
Perhitungan simpel untuk Industri Dengan Air Sebagai Bahan Baku
Untuk industri yang menggunakan air sebagai bahan baku seperti :
- Industri Air Minum
- Industri Minuman (Bersoda, berperisa atau beralkohol).
- Industri makanan jelly dan semacamnya
- Dan Industri yang semisal.
Akan memiliki rasio buangan sekitar 10-30%. Maksudnya adalah dari 100 liter air yang digunakan untuk produksi maka biasanya akan dihasilkan air limbah sebanyak 10-30 Liter. Jadi misalkan Anda memproduksi minuman dengan takaran 500 mL sebanyak 10.000 botol perhari. Maka akan dihasilkan limbah sebanyak
500 mL x 10.000 = 5000 L minuman (berarti minimal 70% dari air total)
Maka total penggunaan air biasanya 5.000 x 10/7 = 7200 Liter (hasil pembulatan perhitungan air).
Maka biasanya air yang menjadi limbah adalah sekitar 2160 Liter. Jumlah ini biasanya dihasilkan dari aktifitas Flushing mesin, barang reject, backwash filter dan lain sebagainya.
Perhitungan Air Limbah Untuk Industri Non Minuman dan Sejenisnya
Beberapa industri yang termasuk dalam kategori ini antara lain :
- Industri elektronik
- Industri coating dan pengecatan
- Industri Pelapisan Logam
- Industri Minyak dan sejenisnya
- Industri Pengguna panas ; heat treatment, power plant, dsb.
Untuk perhitungan air limbah dari pabrik yang tidak menggunakan air sebagai bahan baku seperti pabrik yang menggunakan air hanya untuk keperluan pencelupan dan pencucian (Pabrik tekstil, pabrik coating dsb). Maka kita bisa menggunakan rasio 70-85% sebagai nilai air yang terbuang dari proses.
Misalnya, jika dalam proses diperlukan air sebanyak 100 liter persekali proses maka biasanya akan dibuang sekitar 85 liter air (maksimal). Sedangkan sisanya yang 15 liter akan terbuang lewat percikan, penguapan, terbawa angin, menempel, tumpah ataupun bocor.
Potensi Air Limbah Sampingan
Maksud air limbah sampingan ini, adalah air limbah yang tidak dihasilkan dari kegiatan industri atau produksi utama. Biasanya yang termasuk dalam air limbah ini adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan karyawan sehari hari seperti :
- Kegiatan Mandi, Cuci dan Kakus
- Kegiatan Memasak
Air limbah ini juga dalam industri jasa atau perkantoran biasa juga disebut dengan air limbah domestik. Yakni air limbah yang dihasilkan dari kegiatan manusia normal sehari-hari.
Untuk menghitung ini, biasanya kita menggunakan tabel perhitungan air limbah standar (saya lupa taro dimana filenya nanti saya upload). Namun untuk mudahnya, Anda dapat menggunakan standar dibawah ini yang saya rumuskan berdasarkan pengalaman dalam mendesain IPAL.
- Kegiatan Toilet (Buang Air) : 30 – 50 Liter/orang
- Kegiatan Cuci : 30 Liter/Kendaraan
- Kegiatan Masak : 5 Liter/Porsi (ini sudah menghitung nyuci piring)
- Kegiatan Siram Taman : 3 Liter/m2 taman
- Air terbuang sia-sia : max. 5% dari debit air total terpakai.
Setelah melihat daftar diatas, tentu sobat pembaca sebelum mendesain tangki IPAL harus memperhitungkan juga kegiatan karyawan yang ada dipabrik apa saja. Maka bisa didapatkan nilai air limbah domestik yang terbuang dengan lebih spesifik.
Untuk perhitungan jumlah air limbah domestik yang lebih simple. Maka bisa dibuat perhitungan setiap jumlah karyawan dikalikan dengan 60-80 Liter per orang karyawan.
Misal, Anda memiliki sebuah kantor dengan perkiraan jumlah karyawan atau pengguna adalah sekitar 1000 orang. Maka sobat bisa mengkalikan dengan 60 Liter atau maksimal 80 Liter perorang.
Maka 1000 orang akan bernilai air limbah domestik sebesar 1000 x 60 L = 60.000 Liter air limbah perhari atau 60 m3 air limbah (minimal) dengan nilai maksimal 1.000 x 80L = 80.000 Liter air limbah perhari atau setara dengan nilai maksimal 80 m3.
Perhitungan Air Limbah Dari Aktifitas Heat Engineering
Oh iya, selain yang tadi sobat juga harus menambahkan penggunaan air yang diperuntukan untuk aktifitas pengaturan panas yang digunakan dalam proses produksi. Perhitungan air yang ini sering terlewat juga dan kadang malah tidak dihitung padahal jumlahnya besar juga.
Beberapa equipment ataupun alat yang biasa menggunakan ini biasanya adalah :
- Boiler : Sobat harus menghitung berapa banyak air yang dibuang dalam proses blow down boiler. Di lihat rasio air masuk dan yang diblow down dalam saturated condensat ataupun lainnya. Perhitungkan juga rasio waktunya berapa kali dilakukan dalam satu hari. Bila sanggup (soalnya repot nih) sobat juga disarankan untuk menghitung berapa banyak air yang digunakan ketika boiler sobat ini terjadi maintenance.
- Cooling Tower : Sobat proses-air.net dapat melihat berapa jumlah blow down air dalam satu hari. Biasanya dilakukan blow down ketika tds atau conductivity air mencapai nilai tertentu. Beberapa cooling tower (seperti yang kami pasang) menggunakan TDS/Conductivity meter dalam prosesnya sehingga blow down menjadi automatis sehingga bisa didapatkan rasio waktunya. Kalau yang manual, biasanya minimal ada history log booknya.
- Chimney atau Cerobong : Chimney biasanya juga menghasilkan air limbah yang terjadi akibat adanya penyiraman air terhadap asap hitam akibat pembakaran. Asap hitam tersebut biasanya terjadi karena adanya partikel tersuspensi yang ikut terbawa oleh udara. Maka ketika dilakukan penyiraman partikel tersebut akan turun dan masuk ke pit air limbah.
Untuk perhitungan yang ini, saya tidak bisa memberikan angka perkiraan (sulit aslinya memberikan perkiraan untuk perhitungan air limbah dari proses heat engineering). Sebab perhitungan untuk proses yang satu ini akan dipengaruhi beragam hal seperti ; kualitas air baku yang digunakan, proses heat treatment yang dipilih, chemical treatment pendukung (Anti Rust, Anti Scale, dsb), pemilihan dan pengaturan parameter blow down, cuaca dan temperatur sekitar dan seabreg faktor lain yang perhitungannya jelimet (Sobat harus kursus sama saya 3 bulan kayaknya hahaha).
Maka untuk yang ini, saya sarankan menggunakan experience as the best teacher. Gunakan history, log book untuk melihat jumlah air limbah yang dihasilkan. Atau bisa juga dengan melihat industri sejenis ataupun kompetitor lalu diberikan faktor safety dalam perhitungannya.
Cara Potong Kompas Untuk Perhitungan Debit Air Limbah Lebih Singkat
Wow.. Om Ei, ribet amat sih cara menghitungnya? (Sambil garuk-garuk kepala walau ga gatel)
Sebenarnya ada sih cara buat menghitung yang lebih mudah yakni dengan menggunakan beberapa cara sebagai berikut :
- Lihat data tagihan air bulanan : Hitung tagihan air bulanan dari industri yang sobat miliki atau sobat tangani. Lalu konversikan dengan jumlah air yang digunakan, berikan spare 5% sebagai margin error (Misal bocor dsb). Dari sana lalu ambil nilai 20% untuk industri yang menggunakan air atau 90% untuk industri yang tidak menggunakan air sebagai bahan baku.
Contoh perhitungannya sebagai berikut :
Sebuah industri air minum yang menggunakan PDAM sebagai raw water memiliki Tagihan air berjumlah 5.000.000 dan harga air perkubik adalah 6.000 Rupiah. Maka total penggunaan yang terhitung adalah 834 kubik. Kurangi dengan faktor bocor yakni 5%, yakni 834 x (100-5%) maka akan keluar hasil 792 kubik perbulan. Dari sana gunakan hitungan kasar 20% menjadi limbah, maka akan keluar nilai 160 (pembulatan ke atas dari 158). Berarti nilai air limbah industri sobat adalah 160 m3/bulan (Misalkan…)
- Menggunakan Flow Meter : Cara yang lebih males eh mudah adalah dengan memasangan flow meter pada inlet tank/sumpit air limbah yang sobat miliki. Dari sana bisa dilihat berapa sih sebenarnya air limbah yang dihasilkan dari pabrik kita ini.
Kekurangan metode Potong Kompas :
A. Tidak bisa untuk membangun IPAL di awal
Kedua metode diatas, hanya bisa digunakan untuk pabrik yang sudah berjalan dan tidak bisa diterapkan jika pabrik tersebut belum dibangun. Sehingga itu artinya sama dengan perusahaan sobat akan mencemari lingkungan terlebih dahulu, baru deh berusaha mengolah limbahnya. Pencemar Lingkungan Huh!
B. Margin Error untuk Sistem IPAL WWTP menjadi besar
Karena perhitungannya lewat jalan pintas, tentu akan membuat margin error dalam penentuan jumlah air limbah industri pabrik menjadi besar dibandingkan dengan perhitungan engineering yang dijabarkan disini.
Ya gimana ga error, wong ga dihitung satu persatu proses, karyawan, rekayasa lainnya kok. Padahal suatu sistem pengolahan air limbah yang benar serta bisa bertahan lama tentu harus memperhitungkan hal tersebut.
Kita harus ingat bahwa semua komponen di IPAL dari mulai tangki, pompa, blower, mixing time, volume chemical, dan sebagainya sebagainya akan berdasarkan dari jumlah debit si air limbah. Maka jika perhitungannya memiliki margin error yang besar maka kita punya potensi error pada IPAL juga besar.
Hal ini tentu bisa diakali dengan membuat IPAL lebih besar sekitar 20% dari aslinya. Namun tentu akan membuat cost investasi pada IPAL juga besar.
Cara Paling Mudah dan Tepat Plus Hemat Dalam Menghitung
Nah, kalau sobat udah pusing dan mumet dalam menentukan debit air limbah dan plus kira-kira karakternya. Maka lebih baik sobat serahkan pada ahlinya hehehe. Pilihlah Expert Person atau Company yang bisa memberikan perhitungan yang akurat dengan dasar yang jelas.
CHEMINUSA telah membangun lebih dari 36 IPAL di seluruh Indonesia dengan beragam background industri. Sehingga kami yakni dapat membantu sobat dalam menghitung secara lebih akurat dan detail (promosi dikit hehe).
Kesimpulan Cara Menghitung Jumlah Air Limbah Pabrik
Kesimpulan dari postingan ini dapat sobat rangkum sendiri ya hehehe. Sebab pada dasarnya setiap industri memiliki spesifikasinya sendiri-sendiri dari mulai cara produksi, waktu produksi, bahan baku dan lain sebagainya. Untuk itu pasti cara dan metode perhitungan air limbah juga pasti berbeda.
Walau begitu, jikalau sobat mengikuti cara-cara yang dijabarkan dalam postingan ini maka Insya ALLAH akan mendekati nilai sebenarnya dan tidak mubazir dalam proses desainya.
Sekian postingan kita kali ini. Mohon doanya agar saya bisa terus memberikan ilmu yang bermanfaat di website proses-air.net.
Salam Hangat