السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
📜SERING MEMPOSTING TENTANG KEBAIKAN📜
⚠ Jangan sampai seperti lilin,
⚠ Menerangi namun membakar diri sendiri.
⚠ Mengingatkan orang disekitar kita,
⚠ Namun lalai dengan amalan sendiri.
Mengajak orang lain untuk berbuat baik namun lupa akan diri sendiri. Inilah sifat orang Yahudi, mereka mengajak orang lain berbuat kebaikan. Namun sayangnya, mereka melupakan diri mereka sendiri. Mereka enggan mengamalkan apa yang mereka ucap. Padahal mereka paham isi Taurat mereka.
Seorang muslim tentu tidak boleh mengikuti sikap jelek orang Yahudi tersebut. Hendaklah setiap yang berdakwah, segera mengamalkan apa yang ia dakwahkan.
📚 Allah ﷻ berfirman :
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (44)
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri(kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab(Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?” (QS. Al-Baqarah: Ayat 44).
Jika ada yang mengajak orang lain dalam kebaikan, namun ia sendiri tidak mengerjakannya atau melarang orang lain dari keburukan, namun ia sendiri tidak meninggalkannya, itu menunjukkan bahwa ia tidak memiliki akal dan tanda dirinya itu bodoh. Terkhusus jika ia tahu akan kebaikan dan keburukan tersebut, lalu sudah ditegakkan hujjah (argumen) atas dirinya.
Walaupun (QS. Al Baqarah: Ayat 44) ini ditujukan pada kaum Bani Israil, namun sebenarnya isi kandungannya berlaku untuk setiap umat muslim. Karena,
📚 Allah ﷻ berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (2)
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (3)
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Saff: Ayat 2-3).
Ayat di atas menunjukkan bahwa jika seseorang tidak mengamalkan yang ia ilmui berarti ia meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar secara total. Namun ayat tersebut cuma menunjukkan ketercelaan karena seseorang meninggalkan dua kewajiban. Karena perlu dipahami bahwa manusia memiliki dua kewajiban yaitu memerintahkan(mendakwahi) orang lain dan mengajak pula diri sendiri. Jika seseorang meninggalkan salah satunya, jangan sampai ia meninggalkan yang lainnya. Yang sempurna memang seseorang melakukan kedua-duanya. Jika kedua-duanya ditinggalkan berarti itu kekurangan yang sempurna. Jika hanya menjalankan salah satunya, berarti tidak mencapai derajat pertama(derajat kesempurnaan), namun tidak tercela seperti yang terakhir(derajat ketidaksempurnaan).
Perlu diketahui pula bahwa sifat jiwa tidaklah patuh pada orang yang berkata namun tindakan nyatanya itu berbeda. Manusia akan lebih senang mengikuti orang yang mempraktekkan nya langsung, dibanding dengan orang yang cuma sekedar berucap namun tak mengamalkannya.
#Self_Reminder
بَارَكَ اللهُ فِيْكُم